Latest News

welcome dominopoker99

Tuesday 20 September 2016

5 Suku Tionghoa yang Tersebar di Indonesia

Leluhur suku Tionghoa yang berasal dari negara Tiongkok berimigrasi ke negara-negara di Asia Tenggara sejak ribuan tahun lalu, terutama pada abad 16-19. Tujuan utama mereka singgah ke Indonesia adalah untuk berdagang. Salah satu negara di Asia Tenggara yang disinggahi untuk berdagang adalah Indonesia. Pedagang-pedangang Tionghoa tersebut pun memutuskan untuk menetap dan menikahi wanita setempat. Sebagian lagi kembali ke Tiongkok.

Lama-lama, mereka pun membaur dengan masyarakat asli Indonesia, sehingga terjadi asimilasi serta akulturasi budaya. Sejak Indonesia merdeka, orang Tionghoa yang berkewarnageraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan. Kurang lebih, 4-5% dari total penduduk Indonesia adalah suku Tionghoa.

Mereka pun menyebut diri mereka ke dalam berbagai istilah suku. Suku-suku ini juga tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Suku apa aja, nih?


1. Hokkian

Orang Hokkian adalah penduduk yang berasal dari provinsi Fujian yang terletak di bagian tenggara-selatan Tiongkok. Banyak orang Hokkian menjadi perantau dan tinggal di berbagai negara, terutama di Asia Tenggara. Suku Hokkian merupakan salah satu mayoritas populasi orang Tionghoa di Indonesia.

Bahasa Hokkian dikenal sebenarnya adalah dialek Minnan Selatan yang merupakan bagian dari bahasa Han. Dialek ini terutama digunakan secara luas di provinsi Fujian (Hokkian), Taiwan, bagian utara propinsi Guangdong, dan di Asia Tenggara, di mana konsentrasi Tionghoa perantauan adalah mayoritas berasal dari provinsi Fujian. Jumlah penutur bahasa Hokkian sendiri diperkirakan berjumlah 50 juta orang di seluruh dunia

Orang Hokkian di Indonesia terkonsentrasi di daerah Sumatera Utara, Riau (Pekan Baru), Sumatera Barat (Padang), Jambi, Sumatera Selatan (Palembang), Bengkulu, Jawa, Bali, Kalimantan (Banjarmasin, Kutai), Sulawesi (Makassar, Kendari, Manado), dan Ambon.



2. Hakka

Orang Hakka adalah salah satu kelompok Tionghoa Han yang terbesar di Tiongkok. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Hakka. Di Indonesia umumnya dikenal dengan bahasa Khek. Bahasa yang dituturkan oleh orang Hakka ini merupakan suku Han yang tersebar di kawasan pegunungan provinsi Guangdong, Fujian, dan Guangxi di Tiongkok. Masing-masing daerah ini juga memiliki khas dialek Hakka yang berbeda tergantung provinsi dan juga bagian gunung sebelah mana mereka tinggal. Bahasa Hakka/Khek juga merupakan salah satu dari tujuh bahasa utama di Republik Rakyat Tiongkok saat ini.

Walau saling terpisah-pisah, para penutur Bahasa Hakka yang berbeda logat dan dialek dapat berbicara satu sama lain. Kemana pun mereka pindah, orang Hakka masih mempertahankan kebudayaan, terutama bahasa. Bahasa Hakka memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan Bahasa Mandarin daripada bahasa Tionghoa lain. Maka ini, walaupun orang Hakka telah pindah dan menetap di berbagai daerah lain di Tiongkok, mereka masih mempertahakan bahasa dan kebudayaan dikarenakan kebiasaan berpindah dalam kelompok besar dan menetap bersama di tempat baru. Jumlah orang Hakka sendiri diperkirakan berjumlah 30-45 juta orang di seluruh dunia.

Di Tiongkok selatan, orang Hakka merupakan pendatang terakhir di tanah orang lain. Mereka seringkali harus bertahan hidup di tanah yang tidak subur. Mereka dianggap rendah karena sebagian besar tidak mempunyai tanah, miskin, serta dianggap kurang beradab. Karena adanya penolakan dari kelompok Han lain inilah sehingga membentuk sifat mereka yang ulet, berani, gigih, dan tabah. Konflik dengan penduduk asli menyebabkan mereka menjadi komunitas yang memiliki solidaritas tinggi dan saling berhubungan erat. Kaum pria memiliki tugas berat di luar rumah, sementara wanita bekerja keras mengurus rumah dan ladang. Konflik yang terus-menerus dengan penduduk asli menyebabkan orang Hakka berani mengambil resiko untuk keluar dari tempat asal dan berimigirasi ke berbagai tempat di Tiongkok dan luar negeri.

Orang Hakka di Indonesia terkonsentrasi di daerah Jakarta, Aceh, Sumatera Utara, Batam, Sumatera Selatan (Palembang), Bangka-Belitung, Lampung, Jawa, Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin), Sulawesi Selatan (Makasar), Sulawesi Utara (Manado), Ambon, dan Jayapura.




3. KANTON

Orang Kanton adalah penduduk yang berasal dari Guangzhou, ibukota dari Propinsi Guangdong dan merupakan kota terbesar di Tiongkok bagian selatan. Penduduknya banyak yang berpendidikan tinggi, serta terkenal dengan teknik pengobatan tradisionalnya yang mujarab. Bahasa Kanton di Indonesia sering disebut bahasa Konghu, yaitu salah satu dari dialek bahasa Tionghoa yang dituturkan di daerah barat daya Tiongkok (Guangdong), Hong Kong, Makau, dan masyarakat keturunan Tionghoa di Asia Tenggara.

Bahasa Kanton dituturkan oleh hampir 70 juta orang di seluruh dunia. Menurut penelitian dari ahli bahasa Han di Tiongkok, dialek Kanton merupakan salah satu dialek bahasa Han tertua yang masih tersisa sekarang ini. Dialek Kanton dulunya digunakan secara luas pada zaman Dinasti Tang.

Orang Kanton di Indonesia terkonsentrasi di daerah Jakarta, Medan, Makassar, dan Manado.


4. Tiochiu

Bahasa Tiochiu adalah sebuah dialek bahasa yang termasuk rumpun bahasa bahasa Sino-Tibet. Dialek ini mirip dengan bahasa Hokkian. Bahasa Tiochiu bisa dibilang sebagai dialek Hokkian yang dipengaruhi oleh dialek Kanton. Karena, letak geografisnya berada di utara provinsi Guangdong, dekat perbatasan dengan provinsi Fujian. Jumlah penurur bahasa Tiochiu diperkirakan berjumlah 10-15 juta orang dan tersebar di seluruh dunia.

Orang-orang Tiochiu di Indonesia sendiri berasal dari berbagai kota di Provinsi Guangdong, antara lain Jieyang, Chaozhou, dan Shantou. Daerah asal orang Tiochiu biasa disebut sebagai Chaoshan, gabungan dari kata Chaozhou dan Shantou.

Orang Tiochiu di Indonesia terkonsentrasi di daerah Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat (Pontianak, Ketapang).


5. Hainan

Hainan adalah sebuah propinsi yang berbentuk kepulauan kecil yang terletak di Tiongkok paling selatan. Nama tersebut mengacu pada pulau Hainan, pulau utama dari provinsi tersebut. Pulau ini menjadi tujuan wisata utama oleh para turis lokal mau mancanegara karena keindahan laut dan pantainya.

Selama berabad-abad yang lalu, pulau Hainan adalah bagian dari Provinsi Guangdong, namun pada tahun 1988 pulau ini menjadi Provinsi yang berdiri sendiri dengan ibukotanya, Haikou. Bahasa atau dialek yang digunakan oleh orang Hainan adalah dialek Hainan. Jumlah orang Hainan diperkirakan sekitar 1,5 juta orang yang tersebar di seluruh dunia.

Orang Hainan di Indonesia terkonsentrasi di daerah Pekanbaru, Batam, dan Manado.


No comments:

Post a Comment

Recent Post