Latest News

welcome dominopoker99

Monday 24 October 2016

FPI Pendusta Besar?





Malam ini saya melihat acara talk show di tv one, mengenai “Ormas Anarkis”. Ada 4 narasumber yang hadir, berlima dengan pembawa acara wanita. Ke empat narasumber tersebut adalah Kadiv Humas Mabes Polri Bpk. Saud Nasution, perwakilan GPA Ansor Bpk. Juri, Sosiolog bpk. Prasodjo dan terakhir Jubir FPI Munarman, dan hampir lupa satu lagi, Ketua Dewan Adat Dayak Bpk. Sabran Ahmad. Statement Pak Nasution mengenai ormas sebaiknya menggunakan prosedur yang ada dan menunggu tindak lanjut untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan ormas di lapangan, dan FPI sudah melakukan banyak tindakan anarkis. Statement Pak Juri, sebagai ormas yang dulu pernah juga berimbas perspektif negatif sekarang baiknya lebih melakukan hal-hal yang benar-benar membangun bangsa ini ke arah yang lebih positif dan kondusif, tidak menggunakan anarkis. Lagi tambahnya, apa yang dilakukan FPI seolah-olah sudah sangat superior sekali dengan tidak mengindahkahkan pemimpin dan alat negeri ini. Statemen Jubir FPI, FPI tidak ada melakukan tindak kekerasan/anarkis. Kami punya data yang lengkap untuk melakukan sesuatu. Statement Ketua Dewan Adat Dayak, Bpk. Sabran Ahmad mengatakan dan mengkonfirmasi bahwa yang melarang FPI di tanah borneo itu memang seluruh lapisan masyarakat Kalimantan, bukan hanya suku dayak. Dia mengakui bahwa FPI dinilai oleh masyarakat Kalimantan telah banyak melakukan kekerasan dan dikhawatirkan akan melakukan konflik baru di kalimantan yang selama ini sudah kembali damai dan aman. Dia juga mengatakan FPI belum dibutuhkan di kalimantan karena mereka sudah memiliki semua yang dibutuhkan seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya. Statement Sosiolog Bpk. Imam mengatakan bahwa seharusnya dialog seperti ini bukan on air, lebih baik di bicarakan di atas meja dengan hati ke hati. Takutnya karena persepsi yang banyak dan belum bisa menyatu akan mengakibatkan kekeliruan bagi pihak FPI dan rakyat Kalimantan. Terjadi sedikit perdebatan memang via on air antara Ketua Dewan Adat Dayak Bpk Sabran Ahmad dengan Jubir FPI Munarman. Kira-kira seperti ini, “...FPI dinilai banyak melakukan tindak kekerasan dan dikhawatirkan kehadirannya akan berdampak buruk bagi kerukunan umat beragama yang sudah tercipta, disini rumah ibadah di bangun berdampingan dan tidak ada masalah. Jadi seluruh masyarakat Kalimantan, bukan hanya suku Dayak, memutuskan untuk menolak keberadaan FPI di Kalimantan Tengah.” Dengan spontan Jubir FPI Munarman memotong pembicaraan, “FPI tidak ada melakukan kekerasan. Memang yang melakukan kekerasan pada tahun 2000an di Kalimantan Tengah itu siapa? Yang memenggal kepala orang Madura itu siapa? Kan yang melakukan itu suku Dayak! Dengan melanjutkan statementnya Ketua Dewan Adat Dayak, Bpk Sabran Ahmad mengatakan, “saudara tidak tau permasalahannya di sini, saudara tidak tau apa-apa mengenai itu,...” lalu dipotong oleh juru bicara tv one. Oleh sebab itu sosiolog tersebut mengeluarkan statement seperti yang tertulis di atas. Opini pribadi: Diskusi itu baik adanya supaya mendapatkan hikmah positif yang bisa dicapai. Namun kelihatannya adalah bahwa ada narasumber seperti kebakaran jenggot dan sangat tergebu-gebu dalam hal berdiskusi tadi. Selalu menyangkal bahwa FPI tidak melakukan kekerasan, FPI sudah menaati prosedur untuk melakukan aksi. Bahkan yang lebih parahnya lagi mendebat bapak Ketua Dewan Adat Dayak dengan mengungkit kejadian konflik tahun 2000an yang sudah terselesaikan dan saat ini kedamaian tersebut sudah dibangun dengan kondusif. Terlintas dipikiranku, “apakah teknik berkomunikasinya ini mencerminkan seorang juru bicara..??” Sebelumnya Jubir FPI mengatakan bahwa, Munarman menjelaskan bahwa keberadaan FPI Palangkaraya akan tetap dilaksanakan walau mendapat banyak kecaman. "Yang mengecam FPI di sana itu orang Nasrani, koruptor, dan bandar narkoba," katanya. Ia mengklaim tidak ada masalah dan penolakan dari kubu kaum muslim di sana.(tempo) (*dan statemen ini bisa mengakibatkan konflik besar sebenarnya, karena berbau Fasis Agama) Sementara pengakuan Ketua Dewan Adat Sendiri adalah semua masyarakat Kalimantan Tengah menolak keberadaan mereka, semua suku, semua. Hal itu merupakan statement yang berani yang sebelumnya hanya mengutus Wakilnya sebagai utusan dari masyarakat kalimantan. Sebelumnya Jubir FPI mengatakan bahwa FPI tidak pernah melakukan kekerasan. Sementara fakta sorotan media sudah dengan jelas dan live mereka tindak kekerasan yang dilakukan. Juga dari data Kadiv Humas Mabes melalui Bpk. Nasution mengatakan, “Dari data yang ada di saya hanya 1 yaitu dari FPI tahun 2010 sebanyk 29 kasus dan pada tahun 2011 itu 5 kasus. Sedangkan untuk tahun 2012 belum saya masukkan," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Saud Usman Nasution kepada wartawan di Mabes Polri Jl. Trunojoyo, Jakarta Selatan Jumat (detik.com/17/02/2012). Juga saat acara berlangsung Jubir FPI menepis bahwa mereka tidak melakukan pengerusakan kantor pemerintahan. Sementara fakta mengatakan, Aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menangkap tiga orang pria yang melakukan perusakan di kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) beberapa waktu lalu. Secara terang-terangan, Front Pembela Islam (FPI) mengaku bahwa ketiganya merupakan anggotanya. "Kalian lihat sendiri, kalian yang sorot, mereka pakai pakaian FPI, itu betul dari FPI. Kita akui kalau itu kesalahan anak-anak kita dan langsung kita serahkan ke Polda," kata Ketua DPD FPI Jakarta Habib Salim Alatas kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (detik.com/17/2/2012). Akhir kata, saya jadi berpersepsi sendiri, betapa perkataan yang dikeluarkan itu ya agak ditelaah lagi berulang kali hingga yang keluar adalah kalimat diplomat yang damai. Bangsa Indonesia bukan di seputaran FPI saja, itu luas dan jauh dari jangkauan pemikiran mereka yang menciptakan suasana anarkis dan paranoid tersebut. Banyak lapisan masyarakat yang dengan tekun dan sabar mengikuti perkembangan ormas yang anarkis, karena saya yakin bangsa Indonesia bukan bangsa bodoh. Banyak bangsa Indonesia sudah melek Perdamaian, melek Nilai-Nilai Pancasila walau tidak tampak siapa orangnya, tapi yakinlah mereka ada, dan mereka sedang mengamati kalau-kalau ada yang berusaha menggeser Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia. Yang jadi pertanyaan realita adalah, “apakah FPI pembohong besar atau hanya Jubir Munarman yang bermulut besar...?” *mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan, kita koreksi sama-sama. Salam damai Indonesiaku. J *mereka yang melek perdamaian dan menjiwai betapa berharganya kedamaian adalah mereka yang telah mengeluarkan banyak darah dan nyawa dalam konflik besar dalam sejarah, seperti Kalimantan Tengah dan Minahasa, yang secara jelas melalui ketua dewan adat masing-masing menolak kehadiran FPI di wilayah mereka.



anda pemain judi online ??? tidak tau tempat aman untuk bermain ??? 

No comments:

Post a Comment

Recent Post