Wahai para Isteri yang berhati mulia....
Sesekali di saat suamimu pulang dari bekerja atau kembali dari tempat usahanya, tataplah wajahnya. Belailah pipinya dengan lembut. Usaplah peluh yang masih menempel di keningnya. Kemudian genggamlah tangan suamimu dengan penuh kehangatan.
Itulah tangan kasar yang telah bekerja keras seharian penuh untuk mencari rezeki dan memberi nafkah dirimu dan keluargamu. Padahal, sebelum akad nikah, suamimu tidak mempunyai hutang budi sama sekali kepadamu.
Sesekali di saat engkau sedang keluar makan bersama teman-temanmu, cobalah menelepon suamimu. Apakah beliau sudah makan atau belum? Namun, apapun jawaban dari suamimu, jangan ragu untuk membeli sebungkus makanan untuk mengenyangkan perutnya.
Kadang kala, demi untuk penghematan dan tidak ingin mengurangi jatah belanjamu, suamimu sering kali mengatakan dirinya masih kenyang. Sebenarnya dia sedang berpikir untuk memasak sebungkus mie instan untuk menenteramkan bunyi keroncongan di perutnya, agar tubuhnya tidak menjadi sakit.
Itulah tubuh orang yang menjadi sandaran hidupmu. Padahal sebelumnya, beliau dengan bebas mempergunakan uang gajinya untuk memenuhi kebutuhannya.
Sesekali di saat engkau sedang sendiri, ingat-ingatlah wajah suamimu. Itulah wajah orang yang akan melindungi dan menjagamu seumur hidupnya. Padahal sebelumnya, beliau sama sekali tidak mengenalmu.
Sesekali di saat engkau sedang shopping pakaian atau berbelanja kebutuhan pribadimu, cobalah untuk mengingat-ingat, kapan terakhir kali suamimu membeli baju barunya.
Sementara dirimu, setiap bulan pasti menghabiskan sebagian gajinya untuk membeli kebutuhanmu.
Padahal sebagian pakaian yang dikenakannya sudah kumal dan berlobang, namun beliau selalu mengatakan masih layak untuk dipakai. Demi untuk memenuhi kebutuhan pribadimu, beliau rela untuk mengenakan pakaian yang sudah berumur belasan tahun.
Sesekali di saat engkau sedang berduaan dengan suamimu, pandanglah suamimu dengan tatapan penuh cinta dan kasih sayang. Cobalah masuk ke dalam pikirannya melalui gerakan kedua bola matanya. Rasakan kedamaian berselubung aura romantis yang terpancar dari dalam dirinya.
Itulah sosok pribadi yang selalu berusaha menutupi masalah-masalah yang sedang mendera pikirannya. Memendam sendiri semua kesulitan agar engkau tidak larut dalam kesedihan karena peliknya persoalan hidup. Suamimu akan berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri agar hidupmu tidak terbebani oleh segudang persoalannya.
Di saat lain, engkau begitu sering mengadukan masalahmu kepadanya, berharap beliau mau mengerti dan memberi solusi. Padahal, bisa jadi saat itu masalahnya jauh lebih besar dan lebih rumit dari masalahmu. Namun, beliau selalu mengutamakan dirimu dibandingkan dirinya.
Ingatlah janji setia sehidup semati yang pernah diucapkan pada saat pernikahan dulu. Dengan penuh percaya diri, suamimu selalu meyakinkan dirimu bahwa dirinya layak untuk menjadi pengawal, pelayan dan pahlawan hidupmu.
Untuk para istri yang berbudi luhur, jadikan baktimu kepada suamimu seluas langit di angkasa, agar berbalas berkah dan anugerah dari Sang Maha Pencipta. Ikhlaskan pengabdianmu untuk pria yang akan menemani sisa-sisa hidupmu. Tuhan Maha Adil dan pasti akan mengabulkan semua permohonanmu dan meringankan langkahmu bersama dirinya.
Berusahalah semaksimal mungkin dengan memberikan perhatian dan perilaku yang terbaik kepada suamimu. Lakukanlah dengan segenap jiwa agar beliau merasa nyaman dan betah berlama-lama saat berada di sampingmu. Fokuskanlah perhatianmu untuk dirinya agar suamimu merasa berharga di matamu.
Niscaya hidupmu akan selalu diselubungi selimut kebahagiaan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment